Anik-anik bukannya waja
Buat memotong padi disawah
Kami menyanyi bukan sengaja
Buat menghibur hati yang gundah
Bukan
gendang sembarang gendang
Gendang
diwangkis kulitnya kijang
Bukan
dendan sembarang dendang
Buah
pengobat hati yang pusang
Gendang dihulu gendang dihilir
Sama-sama duduk mewangkis
Kenang dihulu kenang dihilir
Sama-sama duduk menangis
Kembang
bungur warnanya biru
Ada
juga benang sarinya
Panjang
umur kita bertemu
Semoga
saja dikemudian harinya
Kalau ada sumur diladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umur panjang
Boleh kita berjumpa lagi
Apa
direndam apa ditapiskan
Kain
kembayat berenda pula
Apa
yang mendem ditangiskan
Ada
hayat bertemu pula
Bagaimana membelah bamban
Banban dibelah ada rumpunnya
Bagaimana membelah badan
Badan dibelah ada yang punya
Kalau
menumbuk lesung berlenggang
Siapa
jua yang menampikan
Kalau
buruk sarung dipinggang
Sipa
jua yang menggantikan
Tiup api memanggang punai
Punai dipanggang dibelah dua
Mengapa hati mengenang Berunai
Berunai kukenang tempatku jua
Ikan
peda dipanggang saja
Hendak
dipindang tidak berkunyit
Anak
desa dipandang saja
Hendak
dipinang tidak berduit
Pisang raya masak setandan
Pisang lilin masak digantung
Orang kaya sama sepadan
Orang miskin mengadu untung
Hendak
bertanak tidak berberas
Ada
beras dalam sesudu
Kanda
bertolak member maras
Melihat
layar engupu-ngupu
Amat manis durian kebun
Siapa jua punya tanaman
Sangat manis duduk berpantun
Siapa jua punya tunangan
Tidak
terasa sampai kepersil
Banyak
orang sedang mengetam
Tidak
putus asa sebelum berhasil
Terus
berusaha siang dan malam
Air tergenang di gang asam
Disana ada batang mengkudu
Hati terkenang siang dan malam
Dalam dada menanggung rindu
Kalau
begini rambai padiku
Dipukul
rebut gugur buahnya
Kalau
begini sangsai hatiku
Jatuh
merana kesudahannya
Apa gunanya menghanyutkan peti
Tempat yang baik menyimpan roti
Apa gunanya menurutkan hati
Lebih baik melakukan bakti
Peti
tempat menyimpan roti
Peti
disimpan bekal ke Pidi
Hati
ingat akan berbakti
Hidup
berbakti kekal abadi
Coba lihat sibintang pari
Ketupat kurung diatas atang
Syukur sangat abang kemari
Sebelum diminta lantas datang
Perkutut
si burung balam
Sungguh
bagus si burung bayan
Kami
menuntut janji semalam
Janji
tak putus dengan pertalian
Kapal terdampar dibatu karang
Hampir pecah diempas gelombang
Badan terlantar dikampung orang
Hidup susah dirundung malang
Berikut ini pantun kampung halaman tempat
kelahiran pengarang 1001 pantun, yaitu Danau Sembuluh. Terletak di Kabupaten
Seruyan, Kalimantan Tengah Indonesia.
Danau
sembuluh airnya tenang
Tempat
orang turun mandi
Desa
Sembuluh tetap terkenang
Tidak
hilang didalam hati
Danau Sembuluh jangan di hempang
Kalau dihempang ikan melompat
Desa Sembuluh jangan digampang
Kalau digampang akan melarat
Telaga
Sembuluh laut ketinggalan
Tempat
orang bertukang perahu
Tanah
sembuluh tidak kulupakan
Tanah
tersayang temapat kelahiranku
Danau Sembuluh telaga indah
Airnya tenang ikannya jinak
Daerah sembuluh punya sejarah
Tempat terkenang keluarga dan sanak
Danau
Sembuluh airnya biru
Ombak
berdebur ditepi pantai
Desa
Sembuluh terkenang selalu
Tanahnya
subur indah dan permai
Kelapa melambai ditiup angin
Pemandangan indah ditelaga biru
Betapa santai sambil bermain
Kenangan indah dimasa lalu
Danau
Sembuluh indah pemandangan
Terkenal
ikan dan pertukangan
Tauhid
yang teguh aqidah keyakinan
Tauhid
dan tawakal dalam pekerjaan
mantap sekali...Ijin share ya
BalasHapus