Sabtu, 29 September 2012

Pantun nasib, dagang, perantau


Anik-anik bukannya waja
Buat memotong padi disawah
Kami menyanyi bukan sengaja
Buat menghibur hati yang gundah

                Bukan gendang sembarang gendang
                Gendang diwangkis kulitnya kijang
                Bukan dendan sembarang dendang
                Buah pengobat hati yang pusang

Gendang dihulu gendang dihilir
Sama-sama duduk mewangkis
Kenang dihulu kenang dihilir
Sama-sama duduk menangis

                Kembang bungur warnanya biru
                Ada juga benang sarinya
                Panjang umur kita bertemu
                Semoga saja dikemudian harinya

Kalau ada sumur diladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umur panjang
Boleh kita berjumpa lagi

                Apa direndam apa ditapiskan
                Kain kembayat berenda pula
                Apa yang mendem ditangiskan
                Ada hayat bertemu pula

Bagaimana membelah bamban
Banban dibelah ada rumpunnya
Bagaimana membelah badan
Badan dibelah ada yang punya

                Kalau menumbuk lesung berlenggang
                Siapa jua yang menampikan
                Kalau buruk sarung dipinggang
                Sipa jua yang menggantikan

Tiup api memanggang punai
Punai dipanggang dibelah dua
Mengapa hati mengenang Berunai
Berunai kukenang tempatku jua

                Ikan peda dipanggang saja
                Hendak dipindang tidak berkunyit
                Anak desa dipandang saja
                Hendak dipinang tidak berduit

Pisang raya masak setandan
Pisang lilin masak digantung
Orang kaya sama sepadan
Orang miskin mengadu untung

                Hendak bertanak tidak berberas
                Ada beras dalam sesudu
                Kanda bertolak member maras
                Melihat layar engupu-ngupu

Amat manis durian kebun
Siapa jua punya tanaman
Sangat manis duduk berpantun
Siapa jua punya tunangan

                Tidak terasa sampai kepersil
                Banyak orang sedang mengetam
                Tidak putus asa sebelum berhasil
                Terus berusaha siang dan malam

Air tergenang di gang asam
Disana ada batang mengkudu
Hati terkenang siang dan malam
Dalam dada menanggung rindu

                Kalau begini rambai padiku
                Dipukul rebut gugur buahnya
                Kalau begini sangsai hatiku
                Jatuh merana kesudahannya

Apa gunanya menghanyutkan peti
Tempat yang baik menyimpan roti
Apa gunanya menurutkan hati
Lebih baik melakukan bakti

                Peti tempat menyimpan roti
                Peti disimpan bekal ke Pidi
                Hati ingat akan berbakti
                Hidup berbakti kekal abadi

Coba lihat sibintang pari
Ketupat kurung diatas atang
Syukur sangat abang kemari
Sebelum diminta lantas datang

                Perkutut si burung balam
                Sungguh bagus si burung bayan
                Kami menuntut janji semalam
                Janji tak putus dengan pertalian

Kapal terdampar dibatu karang
Hampir pecah diempas gelombang
Badan terlantar dikampung orang
Hidup susah dirundung malang

Berikut ini pantun kampung halaman tempat kelahiran pengarang 1001 pantun, yaitu Danau Sembuluh. Terletak di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah Indonesia.

                Danau sembuluh airnya tenang
                Tempat orang turun mandi
                Desa Sembuluh tetap terkenang
                Tidak hilang didalam hati

Danau Sembuluh jangan di hempang
Kalau dihempang ikan melompat
Desa Sembuluh jangan digampang
Kalau digampang akan melarat

                Telaga Sembuluh laut ketinggalan
                Tempat orang bertukang perahu
                Tanah sembuluh tidak kulupakan
                Tanah tersayang temapat kelahiranku

Danau Sembuluh telaga indah
Airnya tenang ikannya jinak
Daerah sembuluh punya sejarah
Tempat terkenang keluarga dan sanak
                Danau Sembuluh airnya biru
                Ombak berdebur ditepi pantai
                Desa Sembuluh terkenang selalu
                Tanahnya subur indah dan permai

Kelapa melambai ditiup angin
Pemandangan indah ditelaga biru
Betapa santai sambil bermain
Kenangan indah dimasa lalu

                Danau Sembuluh indah pemandangan
                Terkenal ikan dan pertukangan
                Tauhid yang teguh aqidah keyakinan
                Tauhid dan tawakal dalam pekerjaan